Robot bernama 'Spot' berkaki empat dari Boston Dynamics, pembuat robot militer yang dimiliki oleh Google X, telah diuji oleh Marinir AS. Spot beratnya sekitar 70kgs, yang dioperasikan secara nirkable dan berjalan dengan kaki-kaki yang bergerak dengan tehnik hidrolik. Robot ini dapat di kontrol secara nirkable dengan jangkauan sampai 0.5km. Robot ini telah menjalani percobaan dan pengujian di Marine Corps Base Quantico di Virginia, yang merupakan sebagai bagian dari evaluasi yang dilakukan oleh Marinir AS mengenai penggunaan teknologi robot militer dimasa depan. Dalam serangkaian uj coba yang dilakukan termasuk evaluasi di medan yang berbeda seperti bukit, hutan dan daerah perkotaan.
Spot sendiri merupakan pengembangan roboticist dari DARPA ( Defense Advanced Research Projects Agency ) dipanggil Spot karena dalam demo video berjul Spot, dan merupakan hasil prototipe yang dikembangkan oleh Google Boston Dynamics. Selama demonstrasi di Marine Corps Base Quantico, Virginia, 16 September 2015, Spot adalah yang terbaru dalam robot yang dikembangkan oleh Boston Dynamics dibandingkan dengan robot sebelumnya LS3 dan Big Dog. Kaki Spot dikatakan lebih lincah dan lebih tenang ( tidak seperti robot sebelumnya kaki sering bergerak untuk menjaga keseimbangan ).
Militer AS tertarik dalam penggunaan robot dalam pertempuran di medan perang, karena mereka menjadi lebih berani dikirim ke dalam situasi berbahaya tanpa perlua khawatir akan kehilangan nyawa. Dalam salah satu tes di Quantico, robot itu dikirim ke sebuah bangunan di depan Marinir untuk mensimulasikan sekitar sudut musuh dan sumber ancaman. Selain mencakup teknologi robotika, di kepala Spot terdapat teknologi LIDAR kecil ( Light Detection And Ranging ) sensor laser yang mirip dengan sensor yang terpasang di bagian atas mobil self-driving milik Google untuk memberi mereka pemandangan sekitar yang biasa dipakai oleh mobi Google Map atau View Street.
Uji coba robot dilaksanakan oleh Korps Marinir warfighting Lab. dan Defense Advanced Research Projects Agency ( DARPA ), yang telah memberikan dana kepada Boston Dynamics untuk penelitian dan membangun robot. Di masa lalu, militer AS bermimpi tentang menggunakan robot militer sebagai prajurit mereka, dan sepertinya saat ini telah menemukan titik terang.
"Kami ingin terus bereksperimen dengan teknologi berkaki empat dan menemukan cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan warfighting capabilties Korps Marinir" kata Kapten James Pineiro, kepala cabang untuk Korps Marinir warfighting Lab., Dalam siaran pers.
Nah bagaimana dengan indonesia ya??!!...
Spot sendiri merupakan pengembangan roboticist dari DARPA ( Defense Advanced Research Projects Agency ) dipanggil Spot karena dalam demo video berjul Spot, dan merupakan hasil prototipe yang dikembangkan oleh Google Boston Dynamics. Selama demonstrasi di Marine Corps Base Quantico, Virginia, 16 September 2015, Spot adalah yang terbaru dalam robot yang dikembangkan oleh Boston Dynamics dibandingkan dengan robot sebelumnya LS3 dan Big Dog. Kaki Spot dikatakan lebih lincah dan lebih tenang ( tidak seperti robot sebelumnya kaki sering bergerak untuk menjaga keseimbangan ).
Militer AS tertarik dalam penggunaan robot dalam pertempuran di medan perang, karena mereka menjadi lebih berani dikirim ke dalam situasi berbahaya tanpa perlua khawatir akan kehilangan nyawa. Dalam salah satu tes di Quantico, robot itu dikirim ke sebuah bangunan di depan Marinir untuk mensimulasikan sekitar sudut musuh dan sumber ancaman. Selain mencakup teknologi robotika, di kepala Spot terdapat teknologi LIDAR kecil ( Light Detection And Ranging ) sensor laser yang mirip dengan sensor yang terpasang di bagian atas mobil self-driving milik Google untuk memberi mereka pemandangan sekitar yang biasa dipakai oleh mobi Google Map atau View Street.
Uji coba robot dilaksanakan oleh Korps Marinir warfighting Lab. dan Defense Advanced Research Projects Agency ( DARPA ), yang telah memberikan dana kepada Boston Dynamics untuk penelitian dan membangun robot. Di masa lalu, militer AS bermimpi tentang menggunakan robot militer sebagai prajurit mereka, dan sepertinya saat ini telah menemukan titik terang.
"Kami ingin terus bereksperimen dengan teknologi berkaki empat dan menemukan cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan warfighting capabilties Korps Marinir" kata Kapten James Pineiro, kepala cabang untuk Korps Marinir warfighting Lab., Dalam siaran pers.
Nah bagaimana dengan indonesia ya??!!...